Kemendikbud Siap Perangi Film Murahan
Rabu, 7 November 2012 | 07:05 WIB
"Kami siap perangi film-film murahan melalui literasi dan apresiasi film," kata Kasubdit Literasi dan Apresiasi Film Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemendikbud, Subantoro, di Semarang, Selasa malam.
Hal tersebut diungkapkannya usai pembukaan workshop "Peningkatan Kualitas Produksi Film 2012" di Semarang yang berlangsung 6-9 November 2012 yang diikuti sebanyak 50 pegiat film dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Menurut Subantoro, upaya literasi yang dimaksudkan adalah mendidik masyarakat agar "melek" film sehingga mereka tidak sekadar menonton film, tetapi juga mampu bersikap dan mencermati film-film yang ditontonnya.
"Upaya literasi ini kami lakukan melalui banyak kegiatan, misalnya, workshop film seperti ini, seminar yang mengkaji film-film, kemudian bedah film. Dengan cara ini, kami ingin masyarakat 'melek' film," katanya.
Ia mengungkapkan, masyarakat yang "melek" film akan mampu dan cerdas memilah-milah film yang bermutu dan baik ditonton sehingga menciptakan pasar sendiri yang membuat film-film murahan akan kehilangan penonton.
"Masyarakat akan tahu mana film yang baik ditonton, mencintai film-film yang bermutu, secara otomatis seperti itu dan menciptakan pasar sendiri-sendiri. Film-film murahan dengan sendirinya akan tersingkir," katanya.
Sementara upaya apresiasi, kata dia, dilakukan dengan memberikan apresiasi dan penghargaan kepada film-film bermutu, misalnya yang sanggup menembus pasar internasional sehingga mendorong munculnya film-film berkualitas.
Upaya apresiasi dilakukan pula dengan menggelar berbagai perlombaan berkaitan dengan perfilman, lanjut dia, misalnya lomba penulisan naskah perfilman yang hingga kini sudah terkumpul sampai 700 naskah.
Subantoro mengakui, sekarang ini masih banyak film-film tidak bermutu yang menghiasi wajah perfilman Indonesia sehingga para sineas perfilman perlu dipacu untuk meningkatkan kualitas film-film yang dibuatnya.
"Saat ini, ada dua kementerian yang mengurusi perfilman, yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kemendikbud sehingga diharapkan bisa lebih maksimal mendorong film-film berkualitas," katanya.
Di Amerika Serikat pun, kata Subantoro, film-film murahan seperti itu juga ada, tetapi tidak banyak karena kemunculan film-film yang berkualitas dan bermutu bisa menyeimbangkan iklim perfilman di negara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar